Senin, 2 Oktober 2023
Ada satu momen dalam perjalanan seorang tenaga kesehatan yang sederhana, tapi diam-diam berat yaitu saat menyerahkan laporan akhir. Kedengarannya sih biasa saja, cuma menyusun data, merekap kegiatan, melengkapi lampiran, lalu upload. Tapi buat saya yang pernah jadi bagian dari Nusantara Sehat Individu, laporan itu lebih dari sekadar dokumen.
It’s not just paperwork. It’s a story, a closure, and sometimes… a quiet goodbye.
Karena di balik tabel dan narasi kegiatan itu, tersimpan banyak momen yang nggak tertulis: Pagi-pagi buta di udah harus prepare dokumen dan peralatan bersama staf puskesmas untuk pergi ke posyandu, obrolan hangat sambil ngopi bareng bidan, perawat dan dokter serta kader, dan malam-malam sepi yang cuma ditemani suara jangkrik, lilin, dan catatan harian tentang capaian imunisasi, capaian skrining PTM hari itu.
Sometimes we were the only health worker in a village.
Sometimes we became the village’s anak rantau, tapi bukan karena kuliah karena tugas negara.
Ada hari-hari di mana semua terasa berat, akses terbatas, sinyal hilang, cuaca ekstrem, hingga rasa rindu rumah yang datang diam-diam. Tapi ada juga hari-hari luar biasa: saat seorang ibu datang membawa anaknya yang sakit lalu sembuh berkat kolaborasi antar profesi di puskesmas, saat masyarakat mulai sadar akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, saat anak-anak mulai berani sikat gigi sendiri, atau ketika warga tiba-tiba ngajak makan bareng sebagai bentuk terima kasih.
Those were the days that reminded us: impact doesn't need applause. It only needs sincerity.
Laporan akhir itu kayak cermin kecil. Saya bisa lihat kembali apa saja yang sudah dicapai, sejauh mana saya bertahan, dan hal-hal yang tumbuh bukan hanya di masyarakat, tapi juga di diri sendiri.
Menyerahkan laporan akhir bukanlah tentang menyelesaikan tugas, tapi tentang menghormati perjalanan. Menghargai setiap peluh, tawa, dan air mata yang pernah ada di sana.
It’s not the end of the story. It’s the bookmark we place to remember that once, we served with all our heart, in places most people wouldn’t go.
Dan walaupun secara administrasi penugasan ini berakhir, jiwa kita akan tetap tertinggal di sudut-sudut puskesmas, di jalan-jalan setapak yang pernah kita lewati, dan di wajah-wajah hangat yang tak akan pernah kita lupakan.
So here’s to the end that taught us more than any beginning could.
Salam hormat untuk Nusantara Sehat, dan untuk setiap pahlawan tanpa tanda jasa di pelosok-pelosok nusantara ini
"Cheers to Nusantara Sehat, and to every unsung hero in the corners of this archipelago"