Minggu, 23 Desember 2018

PENGALAMAN SELEKSI NUSANTARA SEHAT



http://nusantarasehat.kemkes.go.id/

Halo teman-teman, kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai seleksi Nusantara Sehat. Mungkin teman-teman udah pada tau kan apa itu Nusantara Sehat. Kalau belum tahu biar saya jelasin sedikit mengenai Nusantara Sehat. Jadi Nusantara Sehat itu adalah program yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui penempatan tim maupun indiviual kesehatan di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).

Sekilas mengenai Nusantara Sehat ya teman-teman. Sekarang saya ingin menceritakan pengalaman mengikuti seleksi Nusantara Sehat.

Saya mengikuti seleksi Nusantara Sehat itu Batch 10 tahun 2018. Pendaftaran dilakukan secara online dengan rentang waktu mulai dari tanggal 29 Juni – 9 Juli 2018. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan saat pendaftaran online, mulai dari biodata diri, pendidikan terakhir, kontak yang dapat dihubungi, pengalaman dan tentunya kita harus membuat essay yang judulnya sudah ditentukan saat kita mengisi form pendaftaran tersebut.

Saya mendaftar itu tepat di hari terakhir penutupan pendaftaran yaitu tanggal 9 juni sore ketika saya selesai melakukan aktivitas. Tiga hari setelah pendaftaran ditutup yaitu tanggal 12 Juli 2018 saya mendapat pemberitahuan di akun Nusantara Sehat bahwa saya lulus seleksi administrasi yang artinya saya diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi tahap kedua. Sangat senang bisa lulus seleksi administrasi karena ada belasan ribu pendaftar dan yang lulus administrasi hanya ribuan saja.

Pengumuman akan dilaksanakannya seleksi tahap kedua dalam rentang 24 – 31 Juli 2018. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengkonfirmasi lokasi dimana saya akan melakukan seleksi tahap kedua. Untuk seleksi tahap kedua ini, dilaksanakan di 14 kota provinsi yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bengkulu, Jakarta, Semarang, Surabaya, Pontianak, Makasar, Kendari, Ambon, Kupang dan Jayapura.

Saya mengambil tempat tes di Badan Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) Jakarta Selatan pada tanggal 24 Juli 2018.  Disini drama dimulai. Saya tinggal di Pulomas, Jakarta Timur, sedangkan tempat test saya di BPPK Jakarta Selatan. Hari itu saya bangun jam 04.00 AM (katanya sih mau bangun awal biar bisa prepare semuanya lebih leluasa. Tapi kenyataannya saya bangun jam 05.00 AM. 

Dan rencananya pula saya ingin berangkat jam 05.40 AM biar tidak kena macet nya ibukota. Tapi pada kenyataannya saya berangkat jam 06.15 AM. Udah frustasi karena nunggu ojek online tidak ada yang mau pick up saya. Akhirnya ada satu ojol yang pick up dan saya bilang “mas, usahakan sampai ke tujuan 10 menit sebelum jam 07.00 AM, nanti saya kasi uang lebih”.

Diperjalanan saya dag dig dug, liat jam udah hampir jam 06.50 AM. Saya pasrah aja kalo sampai telat. Tak beberapa lama saya melihat teman-teman seperjuangan menggunakan pakaian putih-hitam berjalan kearah gedung yang sama. Akhirnya saya sampai di BPPK Jakarta Selatan dengan pembalap the best lah pokoknya. Thanks to mas ojol kala itu.

Saya bertemu dengan teman-teman baru pada hari itu. Tapi berhubungan dengan saya tipe orang yang kesulitan mengingat nama orang, jadi saya lupa nama mereka satu persatu. Ada satu mas-mas dari Lampung dan satu lagi mbak dari Kalimantan Utara. Kami saling sapa.

Kami diarahkan oleh security di BPPK, aula gedung lantai 3 tapi kami nyasar. Kami memang sudah berada di lantai 3, tetapi kami tidak nemukan aula yang dimaksud. Ada 10 menit kami menunggu dan mencari. Lalu datanglah seorang petugas di BPPK tersebut dan kami langsung diarahkan ke gedung utama lantai 3.

Ternyata sudah banyak banget orang yang mengantri untuk melakukan registrasi. Yang harus teman-teman persiapkan disini adalah semuanya fotocpy : Ijazah, Transkrip nilai, STR, KK, KTP, pas photo, SKCK, Surat Keterangan Berbadan Sehat, Surat Pernyataan dan data pendaftaran yang dicetak dari website Nusantara Sehat saat daftar awal. Untuk perawat semua berkas dimasukan kedalam map berwarna hijau. Satu lagi jangan lupa membawa kartu ujian!

Setelah antrian yang cukup lama, akhirnya saya masuk ruangan dan mencari tempat duduk. Suhu ruangan hampir sama seperti suhu di ruang ICU atau UGD yang super duper dingin. Awalnya saya pikir saya demam panggung mau test ini, rupanya memang udara diruangan ini sangat dingin.

Sebelum test dimulai, kami disuguhkan oleh panitia yang menayangkan short video dari beberapa tim Nusantara Sehat. Ketika melihat videonya, rasa ingin bergabung semakin menggebu-gebu. Melihat bagaimana perjuangan mereka untuk melayani masyarakat Indonesia dari pinggiran.

Setelah itu, test dimulai dan test yang pertama adalah psikotest. Kalau sudah dengar kata psikotest itu rasanya deg deg kan. Psikotest ini sama seperti psikotest pada umumnya : kemampuan verbal, numerik, gambar sampai psikologis diri kita sendiri. Untuk psikotest sendiri saya sarankan sebelumnya untuk mempersiapkan diri masing-masing sebelum test. Karena akan sangat banyak menguras tenaga, pikiran dan emosional kita.

Jujur saya orangnya paling lemah dibagian angka/hitungan, di test koran saya sedikit kerepotan tapi Puji Tuhan saya bisa melewati test yang paling menyebalkan bagi saya. Berikutnya adalah test wartegg, bukan warteg (warung tegal yaa). Buat yang malas buat gambar, please kalian kudu bisa bikin gambar minimal bisa dimengertilah dan berbentuk gambar tentunya. Waktu yang diberikan juga sangat terbatas jadi gunakan waktu sebaik mungkin serta fokus pada apa yang kamu kerjakan.

Setelah itu kami break sejenak untuk makan siang. Tenang buat teman-teman, jangan khawatir mengenai makanan. Kita nggak perlu kok bawa bekel, karena panitanya superbaik banget. Kita diberikan makan siang dan snack gratis dengan catatan ada waktu yang diberikan oleh panitia.

Pertengahan sesi, kami semuanya dibagi menjadi 18 kelompok dengan jumlah anggota kelompok 6-7 orang. Saya termasuk dalam kelompok 17. Teman-teman saya semuanya perawat, kami ada 7 orang. Dari Kalimantan Barat, Kalimatan Utara, Sulawesi, Lampung, Jakarta dan lupa lagi hehe

Untuk FGD (Focus Group Discussion), kelompok saya mendapatkan 1 orang observer tentunya seorang psikolog yang setelah FGD akan menjadi asesor kami ketika sesi deep interview. Kami FGD di aula lantai 1. Kami mendapatkan arahan dari observer untuk materi yang akan kami diskusikan. Waktu yang diberikan sangat terbatas. Dan kami disuruh membaca isi dari kasus tersebut, memilih mana yang menjadi prioritas utama bagi kami pribadi kemudian kami diskusikan bersama mana yang menjadi prioritas utama berdasarkan hasil diskusi kami.

Untuk FGD ini yang dinilai adalah kekompakan tim atau kerjasama tim. Jadi disini jangan terlalu menonjol atau dominan sendiri, beri kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk berargumen dan juga jangan menjadi pasif. Intinya harus aktif jangan over aktif.

Setelah itu, kami balik ke ruangan aula lantai 3 tempat kami psikotest. Kami melanjutkan psikotes lanjutan, lalu nomor terendah dari group FGD akan dipanggil untuk melakukan interview. Dan saya orang pertama di kelompok saya yang melakukan interview. Sangat deg deg kan dan saya mengatakan dalam hati saya bahwa saya kesini untuk menang dan saya harus bisa, fokus, dan lakukan yang terbaik.

Interview dimulai oleh asesor yang menjadi observer kami. Sumpah ini lebih deg deg kan dari pada sidang skripsi!!!!! Saya masuk ruangan dengan memberikan senyum terbaik walaupun jantung saya takikardi. Saya menghadap asesor, bersalaman lalu dipersilahkan duduk.

Puji Tuhan interview saya berjalan lancar dan saya dengan santai tapi tegas menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Mulai dari memperkenalkan diri (background pribadi, keluarga), pekerjaan, prestasi yang sudah dicapai, dan sebagainya. Ketika asesor membuka biodata saya, dia melihat saya pernah mengikuti Student Exchange Program to Thailand dia langsung bertanya kepada saya dalam bahasa inggris dengan panjang lebar. 

Saya mencoba memahami aksen inggris beliau, dan saya mencoba menjawab semampu saya dengan bahasa inggris. Untungnya hanya satu pertanyaan menggunakan bahasa inggris yang berhubungan dengan SE. Beliau mengatakan kepada saya bahwa program ini ditempatkan di pedalaman dan terpencil, sangat detail. Saya menjawab mantap sesuai essay yang saya buat. Saya siap ditempatkan dimanapun saya ditugaskan.

Waktu untuk interview sangat tidak terasa, mengalir begitu saja. Setelah selesai, jangan lupa untuk bersalaman dengan asesor. Tangan saya berkeringat dan dingin, disitu asesor mengatakan “kamu grogi yaa” saya jawab “sangat bu”.

Setelah itu saya balik lagi keruangan asal untuk melanjutkan psikotest. Kegiatan selesai pada pukul 16.00. Dan saya harus balik dari Jakarta Selatan ke Jakarta Timur.
Daannnnn
1-2 minggu kemudian hasil nya keluar dengan catatan : SELAMAT ANDA LULUS SELEKSI NUSANTARA SEHAT DENGAN STATUS CADANGAN.

Cadangan disini maksudnya waiting list ya teman-teman, karena di batch sebelumnya sudah antri jugaa. Dan saya harus menungu untuk proses pemanggilan. Dan saya sangat bersyukur bisa lulus di Nusantara Sehat ini dengan perjuangan yang luar biasa.

Mungkin orang akan meremehkan “ngapain sih ikut nusantara sehat, tugas dipelosok negeri, nggak ada sinyal, sengsara, pisah dari orangtua dan lain sebagainya” tapi disini saya menegaskan bahwa saya merasa ini salah satu bukti pengabdian saya untuk negeri.
Cerita selanjutnya akan saya bagikan, tunggu saja yaaaa

#mengabdiuntuknegeri


Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera, S.Kep

Jumat, 17 Agustus 2018

STUDENT EXCHANGE HARUS PINTAR?



Hai, dromen!
Kalau pada postingan sebelumnya aku udah bahas tentang “keuntungan mengikuti student exchange program” nah kali ini aku mau bahas tentang emangnya menjadi student exchange program itu harus pintar ya?
Nah dromen, jaman milenial sekarang ini anak muda semakin gampang untuk traveling ke luar negeri, bener nggak sih? Entah itu untuk jalan-jalan atau bahkan untuk melanjutkan studinya. Kesempatan dan kemudahan juga semakin besar, kan?
Sekarang ini untuk merasakan sekolah dan hidup di negara lain itu nggak hanya untuk anak-anak orang kaya doang kok. Kita yang dari background yang biasa aja juga bisa merasakan kesempatan yang sama. Nggak percaya? Aku buktinya. Keluargaku bukan orang yang kaya yang punya segala hal. Kenapa sih bukan hanya orang kaya doang sekarang yang bisa keluar negeri? Yups! Karena sekarang ini banyak banget yang namanya program pertukaran pelajar.
Tapi tunggu dulu, dromen! Kalau misalnya kamu kepengen banget ikut pertukaran pelajar hanya karena ingin jalan-jalan doang, it’s big mistake loh! Kan biasanya ditanya tuh alasan ikut student exchange itu apa, ya kalau kamu letakin jawaban utama mu mau jalan-jalan jangan harap deh kamu bisa berangkat.
Pihak pemberi atau penyelenggara beasiswa pertukaran pelajar itu nggak bakal meloloskan calon peserta yang utamanya hanya ingin jalan-jalan. Karena menjalani program pertukaran pelajar itu nggak gampang loh. Jalan-jalan itu hanya bonus dari usaha yang kamu lakukan selama proses mendapatkan beasiswa itu, dromen. Nah jangan lupa juga, disana kita itu harus sekolah, transfer ilmu pengetahuan, refresh bahkan mencuri ilmu yang ada disana buat dibawa pulang ke tanah air untuk meningkatkan kualitas kita.
Back to the topic yaa, siapa aja sih yang boleh ikutan student exchange itu? Setahu aku sih nggak ada batasan siapa aja yang harus menjadi student exchange, balik lagi ke pemberi beasiswanya. Kan ada tuh syaratnya, yang pasti kamu harus WNI dong.  
Terus ada juga pertanyaannya begini “kalau mau ikut student exchange itu harus pintar yaa kak ?” Kalau menurut aku sih nggak harus pintar, tapi kamu harus cerdas. Aku mau share sedikit pengalaman ketika mengikuti seleksi pertukaran pelajar. Jadi ketika itu yang ikutan seleksi adalah semua mahasiswa dari tingkat 1 – 4. Saingannya nggak main-main loh. Mereka adalah orang-orang pintar yang ada di level nya masing-masing.
Dari kelasku ada kami berenam. Mereka semua adalah fasih dalam bahasa inggris, masuk dalam 10 besar dikelas. Sedangkan aku? Mungkin ada diurutan 10 besar dari bawah. Tapi nggak masalah buat aku untuk meraih mimpi. Ketika diumumkan bahwa aku lulus seleksi tahap kedua yaitu tahap deep interview! Lagi-lagi saingannya semakin gila!
Kalian kalau udah dengar kata interview itu bagaimana perasaannya ? Kalau aku kayak nano-nano. Senang karena lulus tahap berikutnya tapi deg-deg kan, khawatir karena interview nya pakai bahasa inggris. Dan teman-teman dekatku pasti tahu kalau bahasa inggris aku itu standar banget. Nggak fasih kayak orang-orang. Nilai bahasa inggris ku dikampus juga standar, dapat nilai B sedangkan teman-teman kandidat lainnya itu dapat nilai A. Dan lebih gilanya lagi mereka semua itu aktif dalam organisasi kampus.
Puji Tuhan, aku dan teman-teman lainnya bisa menyelesaikan interview dengan baik. Hasilnya mah diserahkan pada yang diatas aja. Dan ketika pengumuman aku sengaja nggak hadir karena aku udah pesimis kala itu. Mengapa pesimis, karena inggris mereka wow semua. Ketika dinyatakan lulus, aku melihat daftar yang lulus dan mereka semua amazing. 10 besar dikelas, aktif dalam organisasi kampus. Cuma aku yang bukan siapa-siapa diantar ke 9 delegasi. Setiap orang punya jalan masing-masing, kalau Tuhan sudah berkehendak ya apapun yang tidak kamu pikirkan bisa saja terjadi. Dan aku amini itu.
Tapi itu bukan penghalang bagiku, malah itu motivasi besar buatku bahwa aku bisa mematahkan kata-kata orang yang bilang “harus pintar” untuk menjadi student exchange. Bagiku menjadi student exchange itu kamu harus punya motivasi yang kuat, nggak usah dengarin kata-kata orang yang menganggap kamu remeh.  Kedua adalah kamu harus yakin bahwa kamu bisa dengan segala kemampuan yang kamu miliki. Yang ketiga adalah harus berusaha lebih giat, kalau orang melakukan satu, kamu harus melakukan dua. Pokoknya buat dirimu berbeda dengan orang lain. Keempat kamu harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan mateng. Kelima tunjukin bahwa kamu bisa!
Jadi kalau orang bilang bahwa yang ikut student exchange itu orang nya pintar-pintar loh! Mereka kutu buku. Ah sok sok an. Atau apalah yang negatifnya itu. Disini aku hanya mau bilang kepada teman-teman semua bahwa jangan minder kalau kamu bukan orang yang begitu cemerlang dikelas. Kalau kamu punya impian untuk dapatin beasiswa student exchange itu ya kamu harus giat untuk mendapatkannya. Aku juga bukan orang yang pintar dan aku sudah buktikan bahwa aku bisa.
Sekarang waktu nya buat kalian semua untuk meraih mimpi kalian. Kalau ada kesempatan ambil kesempatan itu dan lakukan dengan baik.

Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera.,BSN

Kamis, 16 Agustus 2018

KEUNTUNGAN MENGIKUTI STUDENT EXCHANGE PROGRAM/PERTUKARAN PELAJAR



Student Exchange atau dalam bahasa Indonesia berarti pertukaran mahasiswa merupakan program yang diselenggarakan oleh pihak tertentu untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar negeri dalam jangka waktu tertentu. Durasi student exchange pun tergantung dari program yang kita pilih tetapi biasanya 1 semester/6 bulan – 1 tahhun dan ada juga short course atau biasanya pas liburan selama 1 minggu sampai 1 bulan gitu.
Ada beberapa instansi terkait student exchange di antaranya, Erasmus Mundus, AFS Intercultural Programs, Youth Exchange and Study (YES), Rotary Youth Exchange Program (RYEP), Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP), Indonesia-Canada Youth Exchange Program (ICYEP), Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP), Indonesia-Korea Youth Exchange Program (IKYEP) serta Ship for Southeast Asia Youth Program (SSEAYP), Education first (EF). Masing-masing instansi tentu punya persyaratan dan kualifikasi khusus untuk program beasiswanya.
Akan tetapi, sekarang banyak program student exchange yang menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di Indonesia. Seperti misalnya kampus ku yang menjalin kerjasama dengan Boromarajonani College of Nursing Suratthani, Thailand. Ketika institusi pendidikan kita sudah memiliki program kerjasama tersebut, actually prosedur pendaftaran jadi lebih mudah. Kita tinggal menyerahkan berkas pendaftaran kita ke institusi dan mengikuti seleksi yang diadakan oleh institusi.
Masih ada mahasiswa yang belum berpikir untuk mengikuti student exchange. Kurangnya motivasi dan informasi membuat kita sebagai mahasiswa merasa kesulitan. Nah untuk menambah minat dan motivasi, saya akan menguraikan beberapa keuntungan mengikuti program ini.
Pertama adalah meeting new many people from all continents
Ketika kita ke luar negeri, otomatis kita akan bertemu dengan orang-orang dari seluruh dunia. Wow, Open your mind! Kenyataan bahwa dunia nggak selebar daun kelor terbukti benar. Hidup kita nggak sebatas di rumah, di kost atau di kampus. Tapi dengan kita mengikuti program student exchange selain belajar, kita juga bisa bersosialisasi dengan banyak teman di seluruh dunia. Keuntungannya itu kita bisa berinteraksi dan bertukar informasi tentang apa yang ada di negara kita dan apa yang ada di negara mereka. Dan nggak semua orang bisa mendapat kesempatan ini. So, kejar cita-cita kita. Karena hidup itu hanya sekali dan waktu tidak akan pernah kembali.
Kedua, adapting to the whole new surrounding and culture
Keuntungan selanjutnya adalah kita bisa melatih kepercayaan diri. Bayangkan ketika kita berada di ruangan yang berisi orang-orang bule yang sama sekali nggak bisa bahasa indonesia. Mau nggak mau kita harus berbicara dengan bahasa inggris. Nah, dalam keadaan “terdesak” dan “kepepet” seperti ini kita akan mempunyai kemampuan adaptasi yang baik dalam berkomunikasi. Satu catatan penting adalah perusahaan akan melakukan rekrut pada orang-orang yang punya kemampuan berkomunikasi di atas rata-rata. So, pengalaman belajar di luar negeri akan menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan untuk melakukan rekruitment, utamanya perusahaan multi nasional.
Ketiga, promoting your homeland’s culture: Indonesian cultures
Dengan kita mengikuti program ini secara tidak langsung kita akan menjadi duta wisata bagi Indonesia. Menjadi duta wisata itu nggak harus ikuti ajang pageant khusus duta pariwisata atau apapun. Dengan mengikuti student exchange ini kalian udah jadi duta wisata untuk Indonesia loh! Memang benar, ketika menjadi delegasi student exchange ke Thailand, kami mempromosikan kebudayaan Indonesia disana. Kami perform tentang budaya Indonesia. Nggak harus to be perfect sih yang penting show up aja. Hal ini menjadi penting karena sebagian turis asing di Bali bahkan tidak mengetahui bahwa bali merupakan Indonesia. So, tidak ada salahnya jika kita mendapat kesempatan keluar negeri nanti, selain belajar juga kita perkenalkan budaya Indonesia. Pasti kita sebagai warga negara akan bangga jika bisa mempromosikan budaya Indonesia ke mata dunia.