Sabtu, 13 April 2019

Nusantara Sehat Batch 12


PEMANGGILAN PEMBEKALAN



Jumat, 12 April 2019 pukul 22.10

Saya membuka akun dan mendapatkan pemberitahuan bahwa “selamat anda berhak mengikuti pembekalan/batch 12, silahkan melakukan konfirmasi dengan mendownload dan mengupload surat pernyataan bermaterai yang sudah ditanda tangani oleh peserta dan wali peserta  pada kolom upload (format file pdf) yang sudah disiapkan.......”

Ketika membaca informasi yang ada rasanya naik roller coaster (padahal saya belum pernah naik roller coaster karena naik kora-kora saja saya hampir pingsan”. Senang sekali rasanya setelah apa yang ditunggu-tunggu akhirnya terwujud juga.

Saya menunggu sejak juli 2018. Lama sekali bukan? Kami yang dipanggil untuk pembekalan Nusantara Sehat batch 12 ini akan melakukan pembekalan di BBPK Ciloto, Bogor mulai tanggal 21 April 2019 – 28 Mei 2019.

Saya melepaskan pekerjaan saya di Jakarta hanya untuk mengikuti Program Nusantara Sehat ini. Ketika saya mengajukan resign, banyak sekali yang menjadi bahan pertimbangan bagi saya dan orang disekitar.

Apakah saya yakin ingin melepaskan pekerjaan saya di Jakarta ini, bekerja di dalam gedung, ber-air conditioner, salary juga sudah cukup, pusat pelayanan kesehatan dan rekreasi mudah dijangkau, sinyal lancar, listrik 24 jam, air berlimpah, transportasi sangat banyak dan lain sebagainya.

Sedangkan mengikuti program Nusantara sehat ini saya tidak tahu akan ditempatkan dimana, yang saya tahu hanyalah Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) dengan kategori terpencil dan sangat terpencil.

Kalau ditanya mengenai mampu atau tidak survive di daerah tersebut. Saya sangat yakin bahwa saya akan mampu. Karena saya berasal dan pernah tinggal di DTPK. Bagi saya tidak ada kesulitan, hanya bagaimana kita berbaur dengan masyarakat setempat, menghargai dan menghormati adat kebudayaan yang ada.

Bagiku ini adalah pencapaian tertinggi setelah “my dream come true” pada tahun 2015 silam. Ini kesempatan langka dan tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Harus bersaing dengan ribuan tenaga kesehatan lainnya untuk mendapatkan kesempatan ini.

Tidak ada hasil yang mengkhianati proses. Apapun yang kita inginkan jika kita berusaha dengan gigih, motivasi dan berdoa pasti akan mendapatkan hasil yang baik pula.

Dan pengalaman ini akan saya mulai 20 April 2019 ini sampai pada 20 April 2021. Saya mengabdi untuk Indonesia dari pinggiran. Saya akan berbagi cerita dan pengalaman saya disini. Semoga bisa menginspirasi generasi muda lainnya untuk yuk sama-sama kita membangun Indonesia. Tidak harus mengikuti program Nusantara Sehat ini, tapi dengan cara lainnya juga bisa. Doakan semoga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi bangsa Indonesia!

Salam sehat,


Ns. Rexsi Chrisdinatha Putera.,S.Kep

Senin, 18 Maret 2019

HAPPINESS IS A CHOICE


HAPPINESS IS A CHOICE



Have you ever heard someone say “just be yourself” as though it is the answer to everything? How frustrating! Don’t they know how hard it is to be yourself, especially if you don’t really know who you are anymore.

Happiness is an elusive quality that we all strive for, there is an intrinsic link between being true to yourself and living a happy life.

As humans we naturally seek approval and acceptance from people around us, it’s part of our human nature. However, we often invest an unhealthy amount of energy into worrying about what others think.

It is unfortunate how widespread this phenomenon is, not only throughout the community, but how far it reaches into each life. It can affect our intimate relationships, friendships, family, career, parenting and other important aspects of your life.

Over thinking or ruminating on events can lead you to experience unpleasant emotions such as fear, anger, jealousy or inadequacy. You can become so wrapped up in these thoughts and feelings that you begin to believe them with every once of our soul.

It is vicious cycle of “i will be happy when. . . .”
Maybe we ever caught ourself out with this one. I’ll be happy when. . . . for example I lose 5 kilograms. Or i’ll feel better about myself when. . . i get that promotion. Or I’ll be more confident when. . . . i drive that car or motorcycle. With your never ending to do list it it any wonder being happy with yourself is continually put forward to a future date.

Right now we are too busy and stressed to be yourself, right. It’s never too late to embrace a new way of thinking and change life experience for the better. By doing so, you will also enrich the lives of the people that matter to us, as they experience a refreshing and relaxed side of you that perhaps they have not seen for many years.

Just remember, happiness is a choice you make. This life is yours. You own it. It belongs to you. So why not take a leap forward, shake off these thoughts and feelings that are holding you back and start to really live.

Selasa, 12 Februari 2019

PERTUKARAN PELAJAR STIKES BORROMEUS



“STUDENT EXCHANGE PROGRAM”
STIKES SANTO BORROMEUS TO BOROMARAJONANI COLLEGE OF NURSING (BCN) SURAT THANI, THAILAND”


Para pemimpi ditakdirkan untuk meraih mimpi. Tidak ada mimpi yang tidak bisa diraih. Yang ada hanyalah orang-orang yang tidak mewujudkannya dan tidak berusaha untuk meraihnya. Hanya orang yang berani bermimpi, berani gagal, berani melangkah dan memulai, dialah pemenang sejati”.

Menurut Cambridge Dictionary, opportunity; an occasion or situation that makes it possible to do something that you want to do or have to do or the possibility of doing something (https://dictionary.cambridge.org/)

Opportunity yang saya dapatkan adalah ketika mengikuti “student exchange program” yang diadakan oleh STIKes Santo Borromeus. Hal ini merupakan bentuk atau aksi nyata yang dilakukan oleh STIKes Santo Borromeus sesuai dengan Visi yaitu “menjadi institusi pendidikan tinggi kesehatan bermutu yang menghasilkan insan berwawasan global dan berbelarasa demi keluhuran martabat manusia serta keutuhan alam ciptaan” serta sesuai dengan Misi yaitu “membina dan mengembangkan jejaring kemitraan baik di dalam maupun luar negeri”.

Kerjasama internasional ini memberikan semangat positif kepada saya dan civitas akademika lainnya. Saya sangat berterimakasih karena telah diberi kesempatan untuk mengikuti program ini. Ini adalah dream, opportunity and effort yang tidak akan pernah terjadi lagi. Student Exchange Program antara STIKes Santo Borromeus dan BCN Surat Thani, Thailand adalah kelanjutan dari penelitian bersama antara dosen dari kedua institusi pada tahun 2014 silam.

STIKes Santo Borromeus memberikan banyak kesempatan kepada civitas akademika untuk mengembangkan potensi yang ada, seperti kegiatan olahraga (basket, voli, futsal), kegiatan seni (modern dance, tari saman, angklung, seni peran, tamborin), kegiatan sosial (aksi donor darah, aksi tensi), kegiatan organisasi (KEMA, BEM, Manajemen Diri), serta bekerjasama dengan  institusi lainnya dalam skala internasional yaitu student exchange program ini.

Student exchange program menjadi salah satu program unggulan. Ketika saya kuliah, ada dua program pertukaran mahasiswa ini yaitu ke Boromarajonani College of Nursing, Surat Thani, Thailand dan Hiroshima University, Jepang.

Student Exchange Program to Thailand yang saya ikuti pada Batch I berjumlah 8 orang delagasi mahasiswa, 2 dosen dan 1 staff kependidikan. Pada kunjungan Batch I ini, kami lebih ke arah culture exchange program dan community health nursing. Kami mengunjungi health promotion center dan general hospital yang ada di Surat Thani, Thailand.

saya mengikuti seleksi ini antara excited, nervous, join or not. Saya sempat merasa insecure karena saingan akan berat, sulit, dan banyak hal lainnya yang membuat saya ragu. Tapi saya meyakinkan diri bahwa jika saya ingin meraih mimpi saya, maka saya harus berusaha untuk menggapainya.

Saya ingin sekali membuat impian ecek-ecek saya ketika SD untuk pergi abroad. SMP, SMA dan kuliah saya tekatkan untuk meraih mimpi itu. Saya akhirnya memulai seleksi tahap pertama. Seleksi pada tahap ini adalah membuat paper or essay about culture. Dalam benak saya, jika saya membuat paper tentang angklung, batik, reok ponerogo, tenun, traditional food akan sama dengan yang lainnya. Kebetulan ada teman dari kalimantan juga yang mengikuti seleksi dan mengangkat tema tentang gawai dayak.

Akhirnya saya memutuskan mengangkat tema tentang pesta tiwah, salah satu budaya dari Kalimantan Tengah. Kebetulan ayah saya orang Kalimantan Tengah dan beberapa tahun sebelumnya pulang ke Kalimantan Tengah untuk mengikuti pesta tiwah tersebut. Ada kendala yang saya alami, yaitu bagaimana saya bisa mengetahui pesta tiwah sementara saya belum pernah mengikuti. Akhirnya saya gooling dan menanyakan kepada ayah saya di Kalimantan Barat istilah yang digunakan dalam bahasa Kalimantan Tengah yang saya tidak mengerti.

Pun begitu juga, ayah saya kurang memahaminya dan menanyakan kepada tambi (dalam bahasa Kalimantan Tengah, tambi adalah nenek). Jadi teman-teman, saya menelpon ayah saya, dan mama saya menelpon tambi. So, bisa kalian bayangkan saya bertanya kepada tambi via telpon yang berbeda. Dan sebagai penerjemahnya adalah ayah saya. That’s so funny, by the way.

Saya menulis sebisa yang saya pahami, membuat paper dan membuat ppt. Saya belajar semaksimal mungkin, memahami dan menghapal isi dari ppt yang akan saya tampilkan. Belajar berulang-ulang kali. Malam sebelum presentasi pertama, saya pergi ke teman saya untuk melihat saya presentasi. Apa saja yang kurang dan harus saya perbaiki.

Alhamdulilah, berkat effort and pray saya bisa melewati tahap pertama ini dengan baik. Just for your information, pada seleksi ini semuanya harus menggunakan bahasa inggris, baik itu paper atau presentasi, no excuse.

Pada tahap ini, saya mengeluarkan seluruh kemampuan yang saya miliki agar mendapatkan hasil yang baik. Saya tahu bahwa grammer dan vocabulary masih jauh dibawah rata-rata. Tapi saya meyakini bahwa apa yang disampaikan bisa dipahami dan diterima dengan jelas.

Kalau ditanya nervous, sudah pasti. Saya presentasi pakai Bahasa saja nervous nya luar biasa apalagi menggunakan bahasa inggris. Saya mengatakan pada diri saya bahwa saya bisa dan pasti bisa.

Presentasi dilakukan diruangan, dihadiri oleh peserta dan dewan juri. Waktu itu dewan juri nya adalah Sr. Sofia Gusnia Saragih, CB.,BSN.,M.Kep selaku direktu STIKes Santo Borromeus. Mrs. Cindiana Cecilia.,SS selaku Puket III bidang kemahasiswaan dan staff dosen bahasa inggris. Mrs. Tina Shinta Parulian.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.An serta Ms. Ns. Yosi Maria Wijaya.,S.Kep.,M.SI. Pada tahap ini, kami diberikan beberapa pertanyaan oleh dewan juri dan juga peserta lainnya.

Saya tidak begitu memahami apa yang dinilai pada aspek ini karena saya merasa bahwa semua peserta itu sudah memberikan yang terbaik. Mungkin, disini yang dinilai adalah public speaking, self-nature, confident, serta informasi yang diberikan apakah sampai kepada audien atau tidak.

Beberapa hari setelah seleksi tahap pertama, maka para peserta diminta untuk berkumpul dikampus diruang yang sama bahwa akan diumumkan nama yang lulus. Dan puji Tuhan, saya lulus dan masuk dalam daftar 16 peserta itu.

Bisa dikatakan bahwa ini adalah berita bahagia sekaligus berita unlucky. Karena ke 15 orang tersebut adalah yang luar biasa. For your information, again. 15 orang tersebut adalah aktif dalam organisasi, baik BEM maupun BPM, public speaking nya sudah tidak diragukan lagi, bahasa inggris sudah fluent. Kalau dilihat dari akademik, saya adalah paling bawah. Kala itu IPK saya sangat-sangat rendah. Bagai nasi sudah menjadi bubur, mau tidak mau saya harus berjuang lebih keras lagi.

Pada tahap kedua, ke 16 orang mendapat tugas untuk membuat paper lagi. Topik yang dibahas adalah mengenai kebudayaan yang ada di kampus dalam lingkup general. Saya ingat sekali kala itu, saya dan teman saya pergi menghadap sekretaris kampus untuk meminta data mengenai sejarah panjang kampus sampai sekarang, CC5E, sampai lambang kampus.

Kami membuatnya dalam bahasa masing-masing. Saya membuat dalam bentuk paper dan ppt. Disini saya menambahkan tujuan dan cita-cita saya. Sebenarnya cita-cita itu tidak masuk dalam paper. Saya hanya berinisiatif untuk menambahkannya pada paper tersebut. Lalu saya print, biar saya bisa baca.

Kami dibagi menjadi 3 grup. 1 grup berisikan 5-6 orang. Saya beruntung karena termasuk dalam kelompok terakhir. Dalam hati saya berkata bahwa ini akan lebih susah lagi karena pesertanya fluent dan confident. Saya hanya bisa tarik napas dalam dan sempat contact sahabat saya di Kalimantan Barat, gimana cara jawab pertanyaan yang seperti ini seperti itu dan bla bla bla.

Waktunya tiba, saya dan keenam peserta lainnya masuk untuk melakukan interview. Hanya perasaan saya saja atau tidak, udara dalam ruangan itu sangat dingin. Bersatu padu dengan kegugupan yang melanda kala itu.

Pertanyaan dari ke 3 dewan juri: Sr. Sofia Gusnia Saragih, CB.,BSN.,M.Kep, Mrs. Cindiana Cecilia.,SS dan Ms. Ns. Yosi Maria Wijaya.,S.Kep.,M.SI. Untungnya dewan juri memberikan suasana yang menyenangkan tidak menegangkan. Dan pertanyaan dimulai. Kami harus menjawab semua pertanyaan secara bergiliran dengan menggunakan bahasa inggris.

Seingat saya kala itu pertanyaannya adalah apa yang kalian ketahui mengenai kebudayaan yang ada di STIKes Santo Borromeus?, jika kalian terpilih ataupun tidak terpilih, kontribusi apa yang akan kalian berikan kepada STIKes Santo Borromeus?, Apa yang akan kalian bawa kesana, dan apa yang akan kalian bawa kembali kesini? Sudah sampai sejauh manakah persiapan kalian dalam menghadapi student exchange program ini?, pertanyaan yang saya tunggu-tunggu adalah apa motivasi kamu untuk mengikuti student exchange program? (disini saja berusaha menjadi yang pertama menjawab karena saya sangat ready dengan jawabannya. Ada 4-5 motivasi saya yang saya jabarkan dalam ppt yang di printout, tentunya sudah diberikan kepada pihak dewan juri. Last question are jika kamu tersesat disana, kamu tidak tahu situasi disana bagaimana, tempatnya dimana, tidak bisa berbahasa sana, apa yang akan kamu lakukan?

Saya sudah memberikan yang terbaik. Apapun hasilnya saya akan terima dengan lapang dada. Saya merasa hopeless. Ketika pengumuman, saya tidak datang ke kampus. Karena saya yakin, bahwa saya tidak lulus. Ketika itu teman-teman bertanya saya dimana. Saya jawab lagi di Jakarta. Padahal saya ada di kosan. Tapi ada SMS masuk dari teman saya dan bilang bahwa saya ‘LULUS” seleksi student exchange program to Thailand.

Perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Senang, sedih, gembira sampai kosan waktu itu saya meneteskan air mata (cengeng yaa, tapi itu expresi saya).

Saya memberitahu orangtua saya yang kala itu sedang dalam perjalanan dari Kalimantan Barat menuju Kalimantan Tengah. Mereka sangat gembira mendengar informasi yang saya sampaikan. Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan ini.

NOK AIR THAILAND

Ada 8 orang peserta yang lulus untuk pergi ke Thailand. dan 1 orang peserta lulus untuk pergi ke Jepang. Dan mereka adalah :
Ade Kurnia.,Amd.Kep (Bandung – Thailand)
Giska Febianka.,Amd.RMIK (Bandung – Thailand)
Ns. Andi Supriyanto.,S.Kep (Jakarta – Thailand)
Ns. Fransiska Septiani.,S.Kep (Bandung – Thailand)
Ns. Maria Theresia.,S.Kep (Bandung – Thailand)
Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera.,S.Kep (Kalimantan Barat – Thailand)
Ns. Maya Agustina.,S.Kep (Bandung – Jepang)
Ns. Grace Hodesyla Hariandja.,S.Kep (Jakarta – Thailand)
Ns. Niscaya Zebua.,S.Kep (Nias – Thailand)




Dream come true!
Kami coaching setiap hari kamis atau jumat pagi sebelum perkuliahan di mulai. kami mulai belajar dance untuk perform diacara farewell dinner party. Beruntungnya kami memiliki seorang penari balet profesional (Giska). Kami memang bukan penari tapi kami berlatih memberikan yang terbaik untuk Indonesia!


Peacock dance

Mengikuti student exchange program, membuka wawasan, pikiran dan harapan baru bagi saya. Bertemu dengan orang-orang hebat, berkenalan dengan teman baru, belajar kebudayaan setempat, belajar tentang sistem pendidikan dan mengambil ilmu yang ada disana untuk diaplikasikan di Indonesia.

Saya akan memberikan gambaran mengenai Boromarajonani College of Nursing, Surat Thani, Thailand. Terdapat 3 atau 4 gedung, dengan gedung tertinggi 11 lantai. Mahasiswa perempuan wajib tinggal diasrama selama kuliah. Asramanya kurang lebih seperti di Indonesia. Untuk laki-laki karena minoritas diperbolehkan tidak tinggal di asrama alias ngekos.


Pictures: area olahraga bagi students Boromarajonani College of Nursing, Suratthani, Thailand. Seperti tempat fitnes J
Tambon Makham Tia, Amphoe Mueang Surat Thani, Chang Wat Surat Thani 84000, Thailand

Di Thailand, mereka sangat wellcome dengan kehadiran kami. Catatan pentingnya adalah bahasa inggris mereka sama dengan kita kok. Jadi jangan takut untuk berbicara bahasa inggris disini. Kalau tidak paham tinggal ketawa saja biar sama-sama paham.
Oh iya, disini ada jam tertentu akan ada lagu kebangsaan Thailand berkumandang. Setiap lagu itu diputar maka orang harus bersikap hormat. Awalnya kami bingung, tapi menurut saya itu bagus untuk diterapkan di Indonesia. Salah satu sikap positif yang bisa kita ambil.

Untuk makanan, wah disini juaranya. Yang suka pork kalian bisa makan sepuasnya. Pagi siang malam, makan pork. Waktu itu kami berkunjung ke night market nya Surat Thani. Yang saya cari pasti nya pork. Sate pork, sosis pork dan ada salah satu makanan khas Thailand saya lupa namanya. Itu enak tapi ketika masuk mulut seperti meletus di dalam mulut. Hahaha maaf ya saya agak sepok disini.

Kami mengunjungi  traditional hospital, kalau di Indonesia kita sebut jamu begitu. Namanya adalah Tha Chang Hospital. Disini mereka meracik obat-obat tradisional yang sudah diakui oleh pemerintah Thailand. Saya sempat membeli ramuan tradisional Thailand untuk rematik. Kebetulan orangtua saya rematik. Dan 1 ramuan katanya bisa menghentikan yang merokok. Harganya juga bersahabat.

Pictures: orangnya lupa foto, jadi Cuma punya yang ini aja. Gpp kan teman-teman.
Pho Prachak, Tha Chang District, Sing Buri 16140, Thailand

Kemudian kami juga mengunjungi general hospsital Surat Thani. Kondisinya hampir sama dengan general hospital yang ada di Indonesia. Tapi sempat kaget juga melihat kondisinya yang crowdid. Mungkin karena statusnya rumah sakit umum jadi menjadi pusat rujukan dari puskesmas yang ada disekitaran Surat Thani, Thailand.


Pictures: Surat Thani, Hospital

Kami berkunjung ke Health Promotion Center. Disini mereka melakukan kombinasi antara medis dan tradisional. Cukup menarik, karena kalau di Indonesia yang namanya health promotion center itu sudah pasti yang digunakan adalah medis bukan tradisional. Health promotion center disini sangat menekankan tentang upaya pencegahan dan pengobatan awal pada pasien.





Pictures: Health Promotion Center, Suratthani, Thailand

Setelah itu kami pergi ke Suan Sala Artit (bahasa Indonesia nya mungkin : perkebunan salak). Kalau saya pribadi menyebutnya bukan buah salak, karena di Kalimantan Barat kami menamakannya buah Ridan. Sejenis salak tapi bukan salak. Dari teksur buahnya yang berbeda. Sangat menikmati dan membuat perut kenyang. Asam lambung sempat meningkat.

Oh ya, sekedar informasi saja. Disini jalanan sangat luas dan sudah aspal walaupun itu di daerah perkebunan kelapa sawit. Sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia.

Lalu kami mengunjungi St. Raphael Cathedral, Surat Thani. Kebetulan waktu itu ada teman kami yang beragama muslim ingin melakukan sholat jumat di masjid. Jadi kami yang beragama non muslim pergi mengunjungi gereja yang ada di Suratthani.

Pictures: St. Raphael Cathedral, Surat Thani, Thailand
333 Talad Mai Rd. Tambon Talat, Amphoe Mueang Surat Thani, Chang Wat Surat Thani 84000, Thailand

Harapan saya adalah melalui student exchange program ini, kedua negara dapat menjalin hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan dan kesehatan, saling besinergi untuk membangun kualitas kesehatan yang lebih baik. Karena menurut saya banyak sekali kerjasama di bidang kesehatan yang bisa dilakukan. Bisa menjadi role model bagi kedua institusi dan mengembangkan di daerah nya masing-masing.

Demikianlah pengalaman saya selama mengikuti student exchange program to Thailand. sangat berterima kasih atas kesempatan ini, dan menjadi motivasi untuk meraih mimpi yang berikutnya.

It would never too late to start over something, if you feel like a failure yesterday; try to do something different today. Do not give up, do your best”.





Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera.,S.Kep

https://stikesborromeus.ac.id/ 

Jumat, 25 Januari 2019

FOCUS GROUP DISCUSSION NUSANTARA SEHAT


Selamat datang, selamat membaca



Kali ini saya ingin membahas sedikit tips dan trik saat melakukan FGD. Mungkin ada yang sudah tahu kepanjangan dari FGD ? karena pada tulisan saya sebelumnya saya sempat membahas sedikit mengenai FGD. Kalau belum tahu, saya akan memberikan sedikit gambaran awal mengenai FGD. FGD (Focus Group Discussion) adalah wawancara dari sekelompok kecil orang yang dipimpin oleh seorang narasumber atau moderator yang secara halus mendorong peserta untuk berani berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting yang berhubungan dengan topik diskusi saat itu (Henning dan Coloumbia (1990).

Dalam hal ini peserta mempunyai kesempatan yang sama untuk mengajukan dan memberikan pernyataan atau pertanyaan, menanggapi maupun berkomentar (agree or disagree).

Tujuan dari FGD adalah untuk memperoleh masukan ataupun informasi mengenai suatu permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik.

FGD berarti kelompok diskusi yang terdiri dari 6-8 orang dalam sebuah tim. Berdasarkan pengalaman, untuk FGD duduknya melingkar atau berbentuk huruf U. Tergantung panita membentuk polanya saja. Kita akan mendiskusikan sebuah topik spesifik yang diberikan oleh tim penguji (asesor, psikolog, HRD). Dalam FGD ini ada batas waktu tertentu yang diberikan untuk membahas topik tersebut.

Hal yang harus diperhatikan sebelum memulai FGD :
Psikotest – FGD – Psikotest – Interview – Psikotest

(1)  Jadi usahakan untuk ke toilet terlebih dahulu, karena saat FGD kita tidak diberikan kesempatan untuk ijin ke toilet karena akan mengganggu peserta lainnya bahkan akan mengurangi point yang nantinya akan merugikan dirimu sendiri. Perhatikan pula penampilan saat akan FGD, usahakan untuk tetap rapi dan bersih.

(2)  For your information, dalam FGD ini tempat duduk kita sudah ditentukan sedemikian rupa berdasarkan nomor urut peserta. Jadi turuti perintah yang disampaikan oleh psikolog/asesor, jangan duduk ditempat yang bukan seharusnya kalau kamu tidak mau ditegur dan menjadi malu. Dengarkan baik-baik instruksi yang ada.

(3)  Jika sudah duduk ditempat yang sudah ditentukan, jangan lupa untuk tetap relaks, berikan senyuman kepada rekan satu tim. Asesor akan memberikan waktu kepada kita untuk saling berkenalan sebelum FGD dimulai. Nah disini, jangan salah mengingat nama atau asal daerah teman-temanmu ya. Untuk masalah cara duduk, tolong dikondisikan. Karena itu adalah penilaian juga.

(4)  Setelah semua berkenalan, asesor akan memberikan 3 – 4 lembar daftar hadir yang harus kita tanda tangani. Kala itu asesor bilang kami menjadi artis dadakan dalam diskusi nya. Karena memang begitu adanya. Disini jangan sampai salah tanda tangan ya

(5)  Aseseor akan memberikan 1 lembar kertas yang berisikan topik spesifik yang akan kami bahas. Dengarkan baik-baik instruksi dari asesor, jika disuruh baca maka fokus baca. Sebelum ada instruksi apapun, please jangan lakukan apapun. Di dalam kertas itu juga terdapat lembar kerja. Waktu yang diberikan untuk membaca 5 – 10 menit. Setelah itu, kita akan diminta untuk menuliskan urutan permasalahan yang ada disertai alasannya. Usahakan jangan berbelit-belit dan to the point saja. Nah disini, waktu menulis nya sangat singkat. Berikutnya adalah masuk ke tahap FGD

Hal yang harus diperhatikan saat FGD:

(6)  Asesor akan memberikan arahan dan aturan mengenai FGD. Setelah instruksi dibacakan oleh asesor, kita akan diberikan kesempatan untuk memperkenalkan diri (nama lengkap, nama panggilan, asal, asal institusi, pengalaman bekerja, dan usia).

(7)  Pengalaman mengikuti FGD, ketika baru mulai biasanya itu akan sedikit diam, saling melihat satu sama lain siapa yang akan memulai percakapan diawal. Jika belum ada, maka jangan malu untuk berinisiatif memulai jalannya FGD. Atau jika sudah ada yang memulai membuka FGD maka pikirkan kapan waktu anda menjawab dan apa pendapat yang akan kamu utarakan.

(8)  Disini, kalian akan menemukan peserta yang terlalu aktif atau bahkan pasif. Saran saya adalah bicara jangan sampai mendominasi jalannya FGD. Berikan kesempatan teman lainnya untuk berbicara. Jangan sampai asesor menilai bahwa kamu orang yang egois karena terlalu mendominasi.

(9)  Utarakan pendapatmu secara singkat, padat dan jelas dengan bahasa yang mudah dimengerti.

(10)        Jika ada pendapat dari temanmu yang memberikan ide atau solusi menarik, jangan ragu untuk memberikan apresiasi atau mendukung ide tersebut tentunya kamu harus menambahkan pendapatmu agar memperkuat solusi tersebut. Pun sebaliknya jika pendapat temanmu kurang sesuai kamu bisa memberikan kritik tapi kritik tersebut harus diberikan solusi yang menarik. Jangan hanya mengkritik tapi tidak memberikan solusi. Dalam FGD ini, kita harus bisa menerima  atau menolak pendapat dari teman. Intinya jangan baper disini.

(11)        Jika topik yang dibahas sudah masuk ke tahap kesepakatan, maka lanjutkan ke topik selanjutnya. Jangan terlalu lama membahas satu topik karena waktu terus berjalan. Disini ego masing-masing mulai muncul. Ada yang orang kota tidak pernah ke pedesaan atau sebaliknya. Jadi disini terkadang akan muncul pendapat seperti ini “kalau saya pribadi menilai bahwa hal tersebut biasa saja karena saya berasal dari pedalaman dan saya tidak mempermasalahkan hal itu. Hidup tanpa sinyal, susahnya mencari air bersih, masuk ke hutan, tidak ada listrik dan sebagainya” dan akan ada pula “menurut saya kita harus mempersiapkan hal seperti powerbank, lilin, autan atau membawa bla bla bla bla”. Nah disini kita harus menyatukan pendapat dan memberikan pencerahan. Jangan lupa untuk memberikan intermeso ringan kepada peserta diskusi.

(12)        Waktu itu tidak terasa sama sekali teman-teman, kalian akan kaget ketika asesor bilang “ya waktu yang sudah habis, bisa silahkan kembali ke ruangan untuk melanjutkan psikotest dan nanti akan bertemu lagi dalam sesi interview”. Jika kamu yang berperan sebagai pembuka FGD maka jangan lupa kamu menutup jalannya FGD dan merangkum apa yang sudah dibicarakan dari awal sampai akhir.

Setelah FGD:

(13)        Jangan langsung kembali, tapi usahakan untuk berjabat tangan dengan semua anggota FGD. Biasanya disini muka yang tadi nya tegang semua akan saling tersenyum dan say alhamdulilah dan memberikan pujian atas apa yang sudah diutarakan. Disini memang kadang harus beracting.

Notes : waktu saya FGD ada satu topik yang saya kurang memahami arti dan tujuan topik itu. saya mengambil inisiatif untuk memberikan pendapat saya terakhir. Karena ketika ke 6 peserta sudah memberikan ide nya maka saya baru tahu oh ternyata ini maksudnya. Kadang wawasan memang harus luas ya biar tidak terlihat bodoh banget hahaha
Mungkin ada yang ingin bertanya tentang FGD, NS, Interview bisa langsung contact : IG @chrisrogate


Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera.,S.Kep




Minggu, 23 Desember 2018

PENGALAMAN SELEKSI NUSANTARA SEHAT



http://nusantarasehat.kemkes.go.id/

Halo teman-teman, kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai seleksi Nusantara Sehat. Mungkin teman-teman udah pada tau kan apa itu Nusantara Sehat. Kalau belum tahu biar saya jelasin sedikit mengenai Nusantara Sehat. Jadi Nusantara Sehat itu adalah program yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui penempatan tim maupun indiviual kesehatan di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).

Sekilas mengenai Nusantara Sehat ya teman-teman. Sekarang saya ingin menceritakan pengalaman mengikuti seleksi Nusantara Sehat.

Saya mengikuti seleksi Nusantara Sehat itu Batch 10 tahun 2018. Pendaftaran dilakukan secara online dengan rentang waktu mulai dari tanggal 29 Juni – 9 Juli 2018. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan saat pendaftaran online, mulai dari biodata diri, pendidikan terakhir, kontak yang dapat dihubungi, pengalaman dan tentunya kita harus membuat essay yang judulnya sudah ditentukan saat kita mengisi form pendaftaran tersebut.

Saya mendaftar itu tepat di hari terakhir penutupan pendaftaran yaitu tanggal 9 juni sore ketika saya selesai melakukan aktivitas. Tiga hari setelah pendaftaran ditutup yaitu tanggal 12 Juli 2018 saya mendapat pemberitahuan di akun Nusantara Sehat bahwa saya lulus seleksi administrasi yang artinya saya diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi tahap kedua. Sangat senang bisa lulus seleksi administrasi karena ada belasan ribu pendaftar dan yang lulus administrasi hanya ribuan saja.

Pengumuman akan dilaksanakannya seleksi tahap kedua dalam rentang 24 – 31 Juli 2018. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengkonfirmasi lokasi dimana saya akan melakukan seleksi tahap kedua. Untuk seleksi tahap kedua ini, dilaksanakan di 14 kota provinsi yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bengkulu, Jakarta, Semarang, Surabaya, Pontianak, Makasar, Kendari, Ambon, Kupang dan Jayapura.

Saya mengambil tempat tes di Badan Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) Jakarta Selatan pada tanggal 24 Juli 2018.  Disini drama dimulai. Saya tinggal di Pulomas, Jakarta Timur, sedangkan tempat test saya di BPPK Jakarta Selatan. Hari itu saya bangun jam 04.00 AM (katanya sih mau bangun awal biar bisa prepare semuanya lebih leluasa. Tapi kenyataannya saya bangun jam 05.00 AM. 

Dan rencananya pula saya ingin berangkat jam 05.40 AM biar tidak kena macet nya ibukota. Tapi pada kenyataannya saya berangkat jam 06.15 AM. Udah frustasi karena nunggu ojek online tidak ada yang mau pick up saya. Akhirnya ada satu ojol yang pick up dan saya bilang “mas, usahakan sampai ke tujuan 10 menit sebelum jam 07.00 AM, nanti saya kasi uang lebih”.

Diperjalanan saya dag dig dug, liat jam udah hampir jam 06.50 AM. Saya pasrah aja kalo sampai telat. Tak beberapa lama saya melihat teman-teman seperjuangan menggunakan pakaian putih-hitam berjalan kearah gedung yang sama. Akhirnya saya sampai di BPPK Jakarta Selatan dengan pembalap the best lah pokoknya. Thanks to mas ojol kala itu.

Saya bertemu dengan teman-teman baru pada hari itu. Tapi berhubungan dengan saya tipe orang yang kesulitan mengingat nama orang, jadi saya lupa nama mereka satu persatu. Ada satu mas-mas dari Lampung dan satu lagi mbak dari Kalimantan Utara. Kami saling sapa.

Kami diarahkan oleh security di BPPK, aula gedung lantai 3 tapi kami nyasar. Kami memang sudah berada di lantai 3, tetapi kami tidak nemukan aula yang dimaksud. Ada 10 menit kami menunggu dan mencari. Lalu datanglah seorang petugas di BPPK tersebut dan kami langsung diarahkan ke gedung utama lantai 3.

Ternyata sudah banyak banget orang yang mengantri untuk melakukan registrasi. Yang harus teman-teman persiapkan disini adalah semuanya fotocpy : Ijazah, Transkrip nilai, STR, KK, KTP, pas photo, SKCK, Surat Keterangan Berbadan Sehat, Surat Pernyataan dan data pendaftaran yang dicetak dari website Nusantara Sehat saat daftar awal. Untuk perawat semua berkas dimasukan kedalam map berwarna hijau. Satu lagi jangan lupa membawa kartu ujian!

Setelah antrian yang cukup lama, akhirnya saya masuk ruangan dan mencari tempat duduk. Suhu ruangan hampir sama seperti suhu di ruang ICU atau UGD yang super duper dingin. Awalnya saya pikir saya demam panggung mau test ini, rupanya memang udara diruangan ini sangat dingin.

Sebelum test dimulai, kami disuguhkan oleh panitia yang menayangkan short video dari beberapa tim Nusantara Sehat. Ketika melihat videonya, rasa ingin bergabung semakin menggebu-gebu. Melihat bagaimana perjuangan mereka untuk melayani masyarakat Indonesia dari pinggiran.

Setelah itu, test dimulai dan test yang pertama adalah psikotest. Kalau sudah dengar kata psikotest itu rasanya deg deg kan. Psikotest ini sama seperti psikotest pada umumnya : kemampuan verbal, numerik, gambar sampai psikologis diri kita sendiri. Untuk psikotest sendiri saya sarankan sebelumnya untuk mempersiapkan diri masing-masing sebelum test. Karena akan sangat banyak menguras tenaga, pikiran dan emosional kita.

Jujur saya orangnya paling lemah dibagian angka/hitungan, di test koran saya sedikit kerepotan tapi Puji Tuhan saya bisa melewati test yang paling menyebalkan bagi saya. Berikutnya adalah test wartegg, bukan warteg (warung tegal yaa). Buat yang malas buat gambar, please kalian kudu bisa bikin gambar minimal bisa dimengertilah dan berbentuk gambar tentunya. Waktu yang diberikan juga sangat terbatas jadi gunakan waktu sebaik mungkin serta fokus pada apa yang kamu kerjakan.

Setelah itu kami break sejenak untuk makan siang. Tenang buat teman-teman, jangan khawatir mengenai makanan. Kita nggak perlu kok bawa bekel, karena panitanya superbaik banget. Kita diberikan makan siang dan snack gratis dengan catatan ada waktu yang diberikan oleh panitia.

Pertengahan sesi, kami semuanya dibagi menjadi 18 kelompok dengan jumlah anggota kelompok 6-7 orang. Saya termasuk dalam kelompok 17. Teman-teman saya semuanya perawat, kami ada 7 orang. Dari Kalimantan Barat, Kalimatan Utara, Sulawesi, Lampung, Jakarta dan lupa lagi hehe

Untuk FGD (Focus Group Discussion), kelompok saya mendapatkan 1 orang observer tentunya seorang psikolog yang setelah FGD akan menjadi asesor kami ketika sesi deep interview. Kami FGD di aula lantai 1. Kami mendapatkan arahan dari observer untuk materi yang akan kami diskusikan. Waktu yang diberikan sangat terbatas. Dan kami disuruh membaca isi dari kasus tersebut, memilih mana yang menjadi prioritas utama bagi kami pribadi kemudian kami diskusikan bersama mana yang menjadi prioritas utama berdasarkan hasil diskusi kami.

Untuk FGD ini yang dinilai adalah kekompakan tim atau kerjasama tim. Jadi disini jangan terlalu menonjol atau dominan sendiri, beri kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk berargumen dan juga jangan menjadi pasif. Intinya harus aktif jangan over aktif.

Setelah itu, kami balik ke ruangan aula lantai 3 tempat kami psikotest. Kami melanjutkan psikotes lanjutan, lalu nomor terendah dari group FGD akan dipanggil untuk melakukan interview. Dan saya orang pertama di kelompok saya yang melakukan interview. Sangat deg deg kan dan saya mengatakan dalam hati saya bahwa saya kesini untuk menang dan saya harus bisa, fokus, dan lakukan yang terbaik.

Interview dimulai oleh asesor yang menjadi observer kami. Sumpah ini lebih deg deg kan dari pada sidang skripsi!!!!! Saya masuk ruangan dengan memberikan senyum terbaik walaupun jantung saya takikardi. Saya menghadap asesor, bersalaman lalu dipersilahkan duduk.

Puji Tuhan interview saya berjalan lancar dan saya dengan santai tapi tegas menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Mulai dari memperkenalkan diri (background pribadi, keluarga), pekerjaan, prestasi yang sudah dicapai, dan sebagainya. Ketika asesor membuka biodata saya, dia melihat saya pernah mengikuti Student Exchange Program to Thailand dia langsung bertanya kepada saya dalam bahasa inggris dengan panjang lebar. 

Saya mencoba memahami aksen inggris beliau, dan saya mencoba menjawab semampu saya dengan bahasa inggris. Untungnya hanya satu pertanyaan menggunakan bahasa inggris yang berhubungan dengan SE. Beliau mengatakan kepada saya bahwa program ini ditempatkan di pedalaman dan terpencil, sangat detail. Saya menjawab mantap sesuai essay yang saya buat. Saya siap ditempatkan dimanapun saya ditugaskan.

Waktu untuk interview sangat tidak terasa, mengalir begitu saja. Setelah selesai, jangan lupa untuk bersalaman dengan asesor. Tangan saya berkeringat dan dingin, disitu asesor mengatakan “kamu grogi yaa” saya jawab “sangat bu”.

Setelah itu saya balik lagi keruangan asal untuk melanjutkan psikotest. Kegiatan selesai pada pukul 16.00. Dan saya harus balik dari Jakarta Selatan ke Jakarta Timur.
Daannnnn
1-2 minggu kemudian hasil nya keluar dengan catatan : SELAMAT ANDA LULUS SELEKSI NUSANTARA SEHAT DENGAN STATUS CADANGAN.

Cadangan disini maksudnya waiting list ya teman-teman, karena di batch sebelumnya sudah antri jugaa. Dan saya harus menungu untuk proses pemanggilan. Dan saya sangat bersyukur bisa lulus di Nusantara Sehat ini dengan perjuangan yang luar biasa.

Mungkin orang akan meremehkan “ngapain sih ikut nusantara sehat, tugas dipelosok negeri, nggak ada sinyal, sengsara, pisah dari orangtua dan lain sebagainya” tapi disini saya menegaskan bahwa saya merasa ini salah satu bukti pengabdian saya untuk negeri.
Cerita selanjutnya akan saya bagikan, tunggu saja yaaaa

#mengabdiuntuknegeri


Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera, S.Kep

Jumat, 17 Agustus 2018

STUDENT EXCHANGE HARUS PINTAR?



Hai, dromen!
Kalau pada postingan sebelumnya aku udah bahas tentang “keuntungan mengikuti student exchange program” nah kali ini aku mau bahas tentang emangnya menjadi student exchange program itu harus pintar ya?
Nah dromen, jaman milenial sekarang ini anak muda semakin gampang untuk traveling ke luar negeri, bener nggak sih? Entah itu untuk jalan-jalan atau bahkan untuk melanjutkan studinya. Kesempatan dan kemudahan juga semakin besar, kan?
Sekarang ini untuk merasakan sekolah dan hidup di negara lain itu nggak hanya untuk anak-anak orang kaya doang kok. Kita yang dari background yang biasa aja juga bisa merasakan kesempatan yang sama. Nggak percaya? Aku buktinya. Keluargaku bukan orang yang kaya yang punya segala hal. Kenapa sih bukan hanya orang kaya doang sekarang yang bisa keluar negeri? Yups! Karena sekarang ini banyak banget yang namanya program pertukaran pelajar.
Tapi tunggu dulu, dromen! Kalau misalnya kamu kepengen banget ikut pertukaran pelajar hanya karena ingin jalan-jalan doang, it’s big mistake loh! Kan biasanya ditanya tuh alasan ikut student exchange itu apa, ya kalau kamu letakin jawaban utama mu mau jalan-jalan jangan harap deh kamu bisa berangkat.
Pihak pemberi atau penyelenggara beasiswa pertukaran pelajar itu nggak bakal meloloskan calon peserta yang utamanya hanya ingin jalan-jalan. Karena menjalani program pertukaran pelajar itu nggak gampang loh. Jalan-jalan itu hanya bonus dari usaha yang kamu lakukan selama proses mendapatkan beasiswa itu, dromen. Nah jangan lupa juga, disana kita itu harus sekolah, transfer ilmu pengetahuan, refresh bahkan mencuri ilmu yang ada disana buat dibawa pulang ke tanah air untuk meningkatkan kualitas kita.
Back to the topic yaa, siapa aja sih yang boleh ikutan student exchange itu? Setahu aku sih nggak ada batasan siapa aja yang harus menjadi student exchange, balik lagi ke pemberi beasiswanya. Kan ada tuh syaratnya, yang pasti kamu harus WNI dong.  
Terus ada juga pertanyaannya begini “kalau mau ikut student exchange itu harus pintar yaa kak ?” Kalau menurut aku sih nggak harus pintar, tapi kamu harus cerdas. Aku mau share sedikit pengalaman ketika mengikuti seleksi pertukaran pelajar. Jadi ketika itu yang ikutan seleksi adalah semua mahasiswa dari tingkat 1 – 4. Saingannya nggak main-main loh. Mereka adalah orang-orang pintar yang ada di level nya masing-masing.
Dari kelasku ada kami berenam. Mereka semua adalah fasih dalam bahasa inggris, masuk dalam 10 besar dikelas. Sedangkan aku? Mungkin ada diurutan 10 besar dari bawah. Tapi nggak masalah buat aku untuk meraih mimpi. Ketika diumumkan bahwa aku lulus seleksi tahap kedua yaitu tahap deep interview! Lagi-lagi saingannya semakin gila!
Kalian kalau udah dengar kata interview itu bagaimana perasaannya ? Kalau aku kayak nano-nano. Senang karena lulus tahap berikutnya tapi deg-deg kan, khawatir karena interview nya pakai bahasa inggris. Dan teman-teman dekatku pasti tahu kalau bahasa inggris aku itu standar banget. Nggak fasih kayak orang-orang. Nilai bahasa inggris ku dikampus juga standar, dapat nilai B sedangkan teman-teman kandidat lainnya itu dapat nilai A. Dan lebih gilanya lagi mereka semua itu aktif dalam organisasi kampus.
Puji Tuhan, aku dan teman-teman lainnya bisa menyelesaikan interview dengan baik. Hasilnya mah diserahkan pada yang diatas aja. Dan ketika pengumuman aku sengaja nggak hadir karena aku udah pesimis kala itu. Mengapa pesimis, karena inggris mereka wow semua. Ketika dinyatakan lulus, aku melihat daftar yang lulus dan mereka semua amazing. 10 besar dikelas, aktif dalam organisasi kampus. Cuma aku yang bukan siapa-siapa diantar ke 9 delegasi. Setiap orang punya jalan masing-masing, kalau Tuhan sudah berkehendak ya apapun yang tidak kamu pikirkan bisa saja terjadi. Dan aku amini itu.
Tapi itu bukan penghalang bagiku, malah itu motivasi besar buatku bahwa aku bisa mematahkan kata-kata orang yang bilang “harus pintar” untuk menjadi student exchange. Bagiku menjadi student exchange itu kamu harus punya motivasi yang kuat, nggak usah dengarin kata-kata orang yang menganggap kamu remeh.  Kedua adalah kamu harus yakin bahwa kamu bisa dengan segala kemampuan yang kamu miliki. Yang ketiga adalah harus berusaha lebih giat, kalau orang melakukan satu, kamu harus melakukan dua. Pokoknya buat dirimu berbeda dengan orang lain. Keempat kamu harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan mateng. Kelima tunjukin bahwa kamu bisa!
Jadi kalau orang bilang bahwa yang ikut student exchange itu orang nya pintar-pintar loh! Mereka kutu buku. Ah sok sok an. Atau apalah yang negatifnya itu. Disini aku hanya mau bilang kepada teman-teman semua bahwa jangan minder kalau kamu bukan orang yang begitu cemerlang dikelas. Kalau kamu punya impian untuk dapatin beasiswa student exchange itu ya kamu harus giat untuk mendapatkannya. Aku juga bukan orang yang pintar dan aku sudah buktikan bahwa aku bisa.
Sekarang waktu nya buat kalian semua untuk meraih mimpi kalian. Kalau ada kesempatan ambil kesempatan itu dan lakukan dengan baik.

Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera.,BSN