Sabtu, 14 Juni 2025

FIRST STEP IN SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

 


Tanggal 9 Juni 2025, tepat pukul 20.00 WITA, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Bumi Etam, Samarinda, Kalimantan Timur. Langit malam menyambut dengan gerimis yang perlahan berubah jadi hujan deras. Udara terasa lembap, dingin, dan jujur saja, suasananya cukup sendu. But deep down, I knew this wasn’t just another city to visit, this was the beginning of something big.

Bukan buat liburan, bukan juga sekadar numpang lewat. I came here for good. Karena beberapa waktu sebelumnya, aku resmi dinyatakan lulus CPNS dan ditempatkan di Samarinda. Rasanya campur aduk, antara bangga, haru, dan honestly, a bit nervous too.

Mobil yang menjemputku melaju perlahan menembus hujan malam. Sepanjang jalan menuju tempat tinggal sementara, aku menatap keluar jendela. Samarinda terlihat sedikit asing, tapi punya pesona yang sulit dijelaskan. Lampu-lampu kota memantul di jalanan yang basah, menciptakan bayangan yang tenang namun misterius. Ada perasaan yang tak bisa dihindari, this is a whole new chapter. 

Aku membawa 2 koper (1 ukuran besar dan 1 lagi ukuran kecil) sedikit basah terguyur hujan saat diturunkan dari bagasi mobil. Aku pandangi sekeliling tempat tinggalku yang baru (kosan) yang telah ku booking satu minggu sebelumnya, lalu mendongak ke langit. Well, hello Samarinda. I guess this is home now.

Sesampainya di kamar, aku duduk sebentar sebelum membongkar barang. Rasanya sunyi, hanya suara hujan yang menemaniku. Tapi anehnya, aku tidak merasa sendirian. Karena dalam diam, aku bisa mendengar harapan-harapan kecilku berbisik you made it here. Now go make it matter.

Besok mungkin aku masih akan bingung cari warung makan, mungkin juga nyasar cari kantor. Tapi itu bagian dari proses. I’m not just here to work, I’m here to grow, to learn, and to serve. Karena menjadi CPNS bukan cuma soal status, tapi soal tanggung jawab. Tentang bagaimana aku bisa memberi makna pada setiap tugas, meski kecil sekalipun. 

First impression? Kota ini terasa tenang tapi punya aura kuat. Hujan yang turun malam itu kayak jadi simbol, tentang kehidupan baru yang sedang disirami harapan. Meski jauh dari keluarga dan semua yang familiar, aku tahu ini adalah langkah yang benar. Karena mimpi kadang memang butuh keberanian untuk benar-benar hidup di dalamnya.

Aku teringat kalimat yang pernah kubaca kadang, tempat baru tidak selalu menyambut dengan pelangi. Tapi justru lewat hujan, ia mengajarkan bahwa tumbuh dimulai dari basah. Dan malam itu, hujan menjadi saksi, bahwa aku tidak hanya datang sebagai pendatang, tapi sebagai seseorang yang siap berkontribusi. 

Dan malam itu, dengan tubuh lelah dan hati yang tenang, aku tersenyum sambil berkata dalam hati, selamat datang di hidup barumu, kamu bisa.

Yuppph di sinilah aku sekarang, siap menulis cerita baru. Bukan lagi tentang aku yang mencari, tapi tentang aku yang menjalani.


Rabu, 30 April 2025

🌿 The Final Report as Nusantara Sehat: More Than Just a Document 🌿

Senin, 2 Oktober 2023

Ada satu momen dalam perjalanan seorang tenaga kesehatan yang sederhana, tapi diam-diam berat yaitu saat menyerahkan laporan akhir. Kedengarannya sih biasa saja, cuma menyusun data, merekap kegiatan, melengkapi lampiran, lalu upload. Tapi buat saya yang pernah jadi bagian dari Nusantara Sehat Individu, laporan itu lebih dari sekadar dokumen.

It’s not just paperwork. It’s a story, a closure, and sometimes… a quiet goodbye.

Karena di balik tabel dan narasi kegiatan itu, tersimpan banyak momen yang nggak tertulis: Pagi-pagi buta di udah harus prepare dokumen dan peralatan bersama staf puskesmas untuk pergi ke posyandu, obrolan hangat sambil ngopi bareng bidan, perawat dan dokter serta kader, dan malam-malam sepi yang cuma ditemani suara jangkrik, lilin, dan catatan harian tentang capaian imunisasi, capaian skrining PTM hari itu.

Sometimes we were the only health worker in a village.
Sometimes we became the village’s
anak rantau, tapi bukan karena kuliah karena tugas negara.

Ada hari-hari di mana semua terasa berat, akses terbatas, sinyal hilang, cuaca ekstrem, hingga rasa rindu rumah yang datang diam-diam. Tapi ada juga hari-hari luar biasa: saat seorang ibu datang membawa anaknya yang sakit lalu sembuh berkat kolaborasi antar profesi di puskesmas, saat masyarakat mulai sadar akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, saat anak-anak mulai berani sikat gigi sendiri, atau ketika warga tiba-tiba ngajak makan bareng sebagai bentuk terima kasih.

Those were the days that reminded us: impact doesn't need applause. It only needs sincerity.

Laporan akhir itu kayak cermin kecil. Saya bisa lihat kembali apa saja yang sudah dicapai, sejauh mana saya bertahan, dan hal-hal yang tumbuh bukan hanya di masyarakat, tapi juga di diri sendiri.

Menyerahkan laporan akhir bukanlah tentang menyelesaikan tugas, tapi tentang menghormati perjalanan. Menghargai setiap peluh, tawa, dan air mata yang pernah ada di sana.

It’s not the end of the story. It’s the bookmark we place to remember that once, we served with all our heart, in places most people wouldn’t go.

Dan walaupun secara administrasi penugasan ini berakhir, jiwa kita akan tetap tertinggal di sudut-sudut puskesmas, di jalan-jalan setapak yang pernah kita lewati, dan di wajah-wajah hangat yang tak akan pernah kita lupakan.

So here’s to the end that taught us more than any beginning could.

Salam hormat untuk Nusantara Sehat, dan untuk setiap pahlawan tanpa tanda jasa di pelosok-pelosok nusantara ini

"Cheers to Nusantara Sehat, and to every unsung hero in the corners of this archipelago"

 

Jumat, 18 April 2025

Menjelajah Pulau, Merajut Sehat: Pengabdian Masyarakat Nusantara Sehat di Jantung Kepulauan

Kolami, Sabtu 16 Mei 2020
Pukul 09.01 WITA 

Deburan ombak dan desiran angin laut menjadi saksi bisu pengabdian tiada henti para pejuang kesehatan Tim Nusantara Sehat di berbagai pelosok nusantara. Jauh dari hiruk pikuk kota, di pulau-pulau yang seringkali terpencil dan sulit dijangkau, tim Nusantara Sehat hadir sebagai oase harapan, membawa uluran tangan layanan kesehatan langsung ke rumah-rumah warga (door to door). Salah satu kegiatan utama yang kami lakukan, yakni pemeriksaan kesehatan seperti tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat, bukan sekedar tindakan medis rutin, melainkan wujud nyata semangat pengabdian yang mendalam.

Akses terbatas ke fasilitas kesehatan sering kali menjadi tantangan besar bagi penduduk di daerah kepulauan. Jarak yang jauh, transportasi yang terbatas, dan kondisi geografis yang sulit dapat menghalangi mereka untuk menerima pemeriksaan kesehatan yang memadai. Di sinilah peran strategis tim Nusantara Sehat menjadi sangat penting. Dengan mendatangi langsung rumah-rumah penduduk, kami menghilangkan/mengurangi semua kendala ini. Jejak langkah para tenaga kesehatan yang menyusuri jalan setapak, mengarungi lautan dengan perahu sederhana, dan mengetuk pintu demi pintu, melambangkan komitmen untuk membantu setiap individu yang membutuhkan.

Pemeriksaan kesehatan (door to door) di rumah ini lebih dari sekadar mengukur indikator biologis. Lebih jauh lagi, ini juga menjadi jembatan komunikasi dan interaksi manusia yang humanis. Di balik setiap pemeriksaan kesehatan ada percakapan hangat dan edukatif tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kontak emosional untuk membangun kepercayaan. Kehadiran tim Nusantara Sehat bersama staf puskesmas setempat menciptakan sinergi dan koordinasi yang erat. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat sistem kesehatan pada tingkat lokal dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para profesional kesehatan di puskesmas.

Program pemeriksaan kesehatan ini telah memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat kepulauan. Deteksi dini berbagai penyakit tidak menular, seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, dan asam urat, memungkinkan dilakukannya intervensi pengobatan dan perubahan gaya hidup lebih dini. Hal ini tentu saja dapat mencegah komplikasi yang lebih serius dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, kegiatan ini meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Kehadiran tim Nusantara Sehat memotivasi masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan fisiknya.

Pengabdian masyarakat Tim Nusantara Sehat di daerah kepulauan adalah cerminan dari semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama yang menjadi landasan bangsa Indonesia. Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, mereka hadir sebagai garda terdepan dalam mewujudkan kesehatan yang merata bagi seluruh anak bangsa. Kegiatan pemeriksaan kesehatan door to door adalah salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut, sebuah langkah kecil namun sarat makna yang membawa harapan dan kesehatan bagi masyarakat di jantung kepulauan Nusantara. Kisah pengabdian ini akan terus terukir, menginspirasi generasi selanjutnya untuk turut berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.

 

Salam dari kami

 

Tim Nusantara Sehat

(Chris, Ino, Mida, Lony, Endah)

 

 

 



Rabu, 16 April 2025

JUMAT BERSIH BERSAMA NUSANTARA SEHAT

JUMAT BERSIH BERSAMA NUSANTARA SEHAT

Pada hari Jumat, 21 Februari 2020, tim #nusantarasehat  mengadakan kegiatan "Jumat Bersih" di Desa Loe, yang dimulai pukul 06.30 WITA. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Selama kegiatan, anggota tim #nusantarasehat bersama masyarakat setempat bekerja sama membersihkan lingkungan desa seperti jalanan  tempat ibadah, pelabuhan serta area publik lainnya. Selain itu, kegiatan ini juga mencakup edukasi mengenai pentingnya sanitasi yang baik, pengelolaan sampah dan bagaimana menjaga kesehatan tubuh melalui kebersihan lingkungan sekitar.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menjadi agent of change bagi masyarakat Desa Loe, khususnya dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal melalui kebersihan lingkungan yang terjaga. Dengan menjaga kebersihan, diharapkan dapat mengurangi risiko penyakit yang dapat ditularkan melalui lingkungan yang kotor, seperti penyakit pernapasan dan diare. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan dan mendorong masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam menjaga kebersihan dilingkungannya.

Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Desa Loe antara lain terjaganya kebersihan dan kesehatan lingkungan serta terciptanya kesadaran kolektif untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial antar warga desa dan tim #nusantarasehat beserta puskesmas, sekaligus memberikan contoh konkret tentang bagaimana langkah kecil dalam menjaga kebersihan dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan bersama. 

Salam dari kami


Tim Nusantara Sehat

(Chris, Ino, Mida, Lony, Endah)

Sabtu, 13 April 2019

Nusantara Sehat Batch 12


PEMANGGILAN PEMBEKALAN



Jumat, 12 April 2019 pukul 22.10

Saya membuka akun dan mendapatkan pemberitahuan bahwa “selamat anda berhak mengikuti pembekalan/batch 12, silahkan melakukan konfirmasi dengan mendownload dan mengupload surat pernyataan bermaterai yang sudah ditanda tangani oleh peserta dan wali peserta  pada kolom upload (format file pdf) yang sudah disiapkan.......”

Ketika membaca informasi yang ada rasanya naik roller coaster (padahal saya belum pernah naik roller coaster karena naik kora-kora saja saya hampir pingsan”. Senang sekali rasanya setelah apa yang ditunggu-tunggu akhirnya terwujud juga.

Saya menunggu sejak juli 2018. Lama sekali bukan? Kami yang dipanggil untuk pembekalan Nusantara Sehat batch 12 ini akan melakukan pembekalan di BBPK Ciloto, Bogor mulai tanggal 21 April 2019 – 28 Mei 2019.

Saya melepaskan pekerjaan saya di Jakarta hanya untuk mengikuti Program Nusantara Sehat ini. Ketika saya mengajukan resign, banyak sekali yang menjadi bahan pertimbangan bagi saya dan orang disekitar.

Apakah saya yakin ingin melepaskan pekerjaan saya di Jakarta ini, bekerja di dalam gedung, ber-air conditioner, salary juga sudah cukup, pusat pelayanan kesehatan dan rekreasi mudah dijangkau, sinyal lancar, listrik 24 jam, air berlimpah, transportasi sangat banyak dan lain sebagainya.

Sedangkan mengikuti program Nusantara sehat ini saya tidak tahu akan ditempatkan dimana, yang saya tahu hanyalah Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) dengan kategori terpencil dan sangat terpencil.

Kalau ditanya mengenai mampu atau tidak survive di daerah tersebut. Saya sangat yakin bahwa saya akan mampu. Karena saya berasal dan pernah tinggal di DTPK. Bagi saya tidak ada kesulitan, hanya bagaimana kita berbaur dengan masyarakat setempat, menghargai dan menghormati adat kebudayaan yang ada.

Bagiku ini adalah pencapaian tertinggi setelah “my dream come true” pada tahun 2015 silam. Ini kesempatan langka dan tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Harus bersaing dengan ribuan tenaga kesehatan lainnya untuk mendapatkan kesempatan ini.

Tidak ada hasil yang mengkhianati proses. Apapun yang kita inginkan jika kita berusaha dengan gigih, motivasi dan berdoa pasti akan mendapatkan hasil yang baik pula.

Dan pengalaman ini akan saya mulai 20 April 2019 ini sampai pada 20 April 2021. Saya mengabdi untuk Indonesia dari pinggiran. Saya akan berbagi cerita dan pengalaman saya disini. Semoga bisa menginspirasi generasi muda lainnya untuk yuk sama-sama kita membangun Indonesia. Tidak harus mengikuti program Nusantara Sehat ini, tapi dengan cara lainnya juga bisa. Doakan semoga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi bangsa Indonesia!

Salam sehat,


Ns. Rexsi Chrisdinatha Putera.,S.Kep

Selasa, 12 Februari 2019

PERTUKARAN PELAJAR STIKES BORROMEUS



“STUDENT EXCHANGE PROGRAM”
STIKES SANTO BORROMEUS TO BOROMARAJONANI COLLEGE OF NURSING (BCN) SURAT THANI, THAILAND”


Para pemimpi ditakdirkan untuk meraih mimpi. Tidak ada mimpi yang tidak bisa diraih. Yang ada hanyalah orang-orang yang tidak mewujudkannya dan tidak berusaha untuk meraihnya. Hanya orang yang berani bermimpi, berani gagal, berani melangkah dan memulai, dialah pemenang sejati”.

Menurut Cambridge Dictionary, opportunity; an occasion or situation that makes it possible to do something that you want to do or have to do or the possibility of doing something (https://dictionary.cambridge.org/)

Opportunity yang saya dapatkan adalah ketika mengikuti “student exchange program” yang diadakan oleh STIKes Santo Borromeus. Hal ini merupakan bentuk atau aksi nyata yang dilakukan oleh STIKes Santo Borromeus sesuai dengan Visi yaitu “menjadi institusi pendidikan tinggi kesehatan bermutu yang menghasilkan insan berwawasan global dan berbelarasa demi keluhuran martabat manusia serta keutuhan alam ciptaan” serta sesuai dengan Misi yaitu “membina dan mengembangkan jejaring kemitraan baik di dalam maupun luar negeri”.

Kerjasama internasional ini memberikan semangat positif kepada saya dan civitas akademika lainnya. Saya sangat berterimakasih karena telah diberi kesempatan untuk mengikuti program ini. Ini adalah dream, opportunity and effort yang tidak akan pernah terjadi lagi. Student Exchange Program antara STIKes Santo Borromeus dan BCN Surat Thani, Thailand adalah kelanjutan dari penelitian bersama antara dosen dari kedua institusi pada tahun 2014 silam.

STIKes Santo Borromeus memberikan banyak kesempatan kepada civitas akademika untuk mengembangkan potensi yang ada, seperti kegiatan olahraga (basket, voli, futsal), kegiatan seni (modern dance, tari saman, angklung, seni peran, tamborin), kegiatan sosial (aksi donor darah, aksi tensi), kegiatan organisasi (KEMA, BEM, Manajemen Diri), serta bekerjasama dengan  institusi lainnya dalam skala internasional yaitu student exchange program ini.

Student exchange program menjadi salah satu program unggulan. Ketika saya kuliah, ada dua program pertukaran mahasiswa ini yaitu ke Boromarajonani College of Nursing, Surat Thani, Thailand dan Hiroshima University, Jepang.

Student Exchange Program to Thailand yang saya ikuti pada Batch I berjumlah 8 orang delagasi mahasiswa, 2 dosen dan 1 staff kependidikan. Pada kunjungan Batch I ini, kami lebih ke arah culture exchange program dan community health nursing. Kami mengunjungi health promotion center dan general hospital yang ada di Surat Thani, Thailand.

saya mengikuti seleksi ini antara excited, nervous, join or not. Saya sempat merasa insecure karena saingan akan berat, sulit, dan banyak hal lainnya yang membuat saya ragu. Tapi saya meyakinkan diri bahwa jika saya ingin meraih mimpi saya, maka saya harus berusaha untuk menggapainya.

Saya ingin sekali membuat impian ecek-ecek saya ketika SD untuk pergi abroad. SMP, SMA dan kuliah saya tekatkan untuk meraih mimpi itu. Saya akhirnya memulai seleksi tahap pertama. Seleksi pada tahap ini adalah membuat paper or essay about culture. Dalam benak saya, jika saya membuat paper tentang angklung, batik, reok ponerogo, tenun, traditional food akan sama dengan yang lainnya. Kebetulan ada teman dari kalimantan juga yang mengikuti seleksi dan mengangkat tema tentang gawai dayak.

Akhirnya saya memutuskan mengangkat tema tentang pesta tiwah, salah satu budaya dari Kalimantan Tengah. Kebetulan ayah saya orang Kalimantan Tengah dan beberapa tahun sebelumnya pulang ke Kalimantan Tengah untuk mengikuti pesta tiwah tersebut. Ada kendala yang saya alami, yaitu bagaimana saya bisa mengetahui pesta tiwah sementara saya belum pernah mengikuti. Akhirnya saya gooling dan menanyakan kepada ayah saya di Kalimantan Barat istilah yang digunakan dalam bahasa Kalimantan Tengah yang saya tidak mengerti.

Pun begitu juga, ayah saya kurang memahaminya dan menanyakan kepada tambi (dalam bahasa Kalimantan Tengah, tambi adalah nenek). Jadi teman-teman, saya menelpon ayah saya, dan mama saya menelpon tambi. So, bisa kalian bayangkan saya bertanya kepada tambi via telpon yang berbeda. Dan sebagai penerjemahnya adalah ayah saya. That’s so funny, by the way.

Saya menulis sebisa yang saya pahami, membuat paper dan membuat ppt. Saya belajar semaksimal mungkin, memahami dan menghapal isi dari ppt yang akan saya tampilkan. Belajar berulang-ulang kali. Malam sebelum presentasi pertama, saya pergi ke teman saya untuk melihat saya presentasi. Apa saja yang kurang dan harus saya perbaiki.

Alhamdulilah, berkat effort and pray saya bisa melewati tahap pertama ini dengan baik. Just for your information, pada seleksi ini semuanya harus menggunakan bahasa inggris, baik itu paper atau presentasi, no excuse.

Pada tahap ini, saya mengeluarkan seluruh kemampuan yang saya miliki agar mendapatkan hasil yang baik. Saya tahu bahwa grammer dan vocabulary masih jauh dibawah rata-rata. Tapi saya meyakini bahwa apa yang disampaikan bisa dipahami dan diterima dengan jelas.

Kalau ditanya nervous, sudah pasti. Saya presentasi pakai Bahasa saja nervous nya luar biasa apalagi menggunakan bahasa inggris. Saya mengatakan pada diri saya bahwa saya bisa dan pasti bisa.

Presentasi dilakukan diruangan, dihadiri oleh peserta dan dewan juri. Waktu itu dewan juri nya adalah Sr. Sofia Gusnia Saragih, CB.,BSN.,M.Kep selaku direktu STIKes Santo Borromeus. Mrs. Cindiana Cecilia.,SS selaku Puket III bidang kemahasiswaan dan staff dosen bahasa inggris. Mrs. Tina Shinta Parulian.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.An serta Ms. Ns. Yosi Maria Wijaya.,S.Kep.,M.SI. Pada tahap ini, kami diberikan beberapa pertanyaan oleh dewan juri dan juga peserta lainnya.

Saya tidak begitu memahami apa yang dinilai pada aspek ini karena saya merasa bahwa semua peserta itu sudah memberikan yang terbaik. Mungkin, disini yang dinilai adalah public speaking, self-nature, confident, serta informasi yang diberikan apakah sampai kepada audien atau tidak.

Beberapa hari setelah seleksi tahap pertama, maka para peserta diminta untuk berkumpul dikampus diruang yang sama bahwa akan diumumkan nama yang lulus. Dan puji Tuhan, saya lulus dan masuk dalam daftar 16 peserta itu.

Bisa dikatakan bahwa ini adalah berita bahagia sekaligus berita unlucky. Karena ke 15 orang tersebut adalah yang luar biasa. For your information, again. 15 orang tersebut adalah aktif dalam organisasi, baik BEM maupun BPM, public speaking nya sudah tidak diragukan lagi, bahasa inggris sudah fluent. Kalau dilihat dari akademik, saya adalah paling bawah. Kala itu IPK saya sangat-sangat rendah. Bagai nasi sudah menjadi bubur, mau tidak mau saya harus berjuang lebih keras lagi.

Pada tahap kedua, ke 16 orang mendapat tugas untuk membuat paper lagi. Topik yang dibahas adalah mengenai kebudayaan yang ada di kampus dalam lingkup general. Saya ingat sekali kala itu, saya dan teman saya pergi menghadap sekretaris kampus untuk meminta data mengenai sejarah panjang kampus sampai sekarang, CC5E, sampai lambang kampus.

Kami membuatnya dalam bahasa masing-masing. Saya membuat dalam bentuk paper dan ppt. Disini saya menambahkan tujuan dan cita-cita saya. Sebenarnya cita-cita itu tidak masuk dalam paper. Saya hanya berinisiatif untuk menambahkannya pada paper tersebut. Lalu saya print, biar saya bisa baca.

Kami dibagi menjadi 3 grup. 1 grup berisikan 5-6 orang. Saya beruntung karena termasuk dalam kelompok terakhir. Dalam hati saya berkata bahwa ini akan lebih susah lagi karena pesertanya fluent dan confident. Saya hanya bisa tarik napas dalam dan sempat contact sahabat saya di Kalimantan Barat, gimana cara jawab pertanyaan yang seperti ini seperti itu dan bla bla bla.

Waktunya tiba, saya dan keenam peserta lainnya masuk untuk melakukan interview. Hanya perasaan saya saja atau tidak, udara dalam ruangan itu sangat dingin. Bersatu padu dengan kegugupan yang melanda kala itu.

Pertanyaan dari ke 3 dewan juri: Sr. Sofia Gusnia Saragih, CB.,BSN.,M.Kep, Mrs. Cindiana Cecilia.,SS dan Ms. Ns. Yosi Maria Wijaya.,S.Kep.,M.SI. Untungnya dewan juri memberikan suasana yang menyenangkan tidak menegangkan. Dan pertanyaan dimulai. Kami harus menjawab semua pertanyaan secara bergiliran dengan menggunakan bahasa inggris.

Seingat saya kala itu pertanyaannya adalah apa yang kalian ketahui mengenai kebudayaan yang ada di STIKes Santo Borromeus?, jika kalian terpilih ataupun tidak terpilih, kontribusi apa yang akan kalian berikan kepada STIKes Santo Borromeus?, Apa yang akan kalian bawa kesana, dan apa yang akan kalian bawa kembali kesini? Sudah sampai sejauh manakah persiapan kalian dalam menghadapi student exchange program ini?, pertanyaan yang saya tunggu-tunggu adalah apa motivasi kamu untuk mengikuti student exchange program? (disini saja berusaha menjadi yang pertama menjawab karena saya sangat ready dengan jawabannya. Ada 4-5 motivasi saya yang saya jabarkan dalam ppt yang di printout, tentunya sudah diberikan kepada pihak dewan juri. Last question are jika kamu tersesat disana, kamu tidak tahu situasi disana bagaimana, tempatnya dimana, tidak bisa berbahasa sana, apa yang akan kamu lakukan?

Saya sudah memberikan yang terbaik. Apapun hasilnya saya akan terima dengan lapang dada. Saya merasa hopeless. Ketika pengumuman, saya tidak datang ke kampus. Karena saya yakin, bahwa saya tidak lulus. Ketika itu teman-teman bertanya saya dimana. Saya jawab lagi di Jakarta. Padahal saya ada di kosan. Tapi ada SMS masuk dari teman saya dan bilang bahwa saya ‘LULUS” seleksi student exchange program to Thailand.

Perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Senang, sedih, gembira sampai kosan waktu itu saya meneteskan air mata (cengeng yaa, tapi itu expresi saya).

Saya memberitahu orangtua saya yang kala itu sedang dalam perjalanan dari Kalimantan Barat menuju Kalimantan Tengah. Mereka sangat gembira mendengar informasi yang saya sampaikan. Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan ini.

NOK AIR THAILAND

Ada 8 orang peserta yang lulus untuk pergi ke Thailand. dan 1 orang peserta lulus untuk pergi ke Jepang. Dan mereka adalah :
Ade Kurnia.,Amd.Kep (Bandung – Thailand)
Giska Febianka.,Amd.RMIK (Bandung – Thailand)
Ns. Andi Supriyanto.,S.Kep (Jakarta – Thailand)
Ns. Fransiska Septiani.,S.Kep (Bandung – Thailand)
Ns. Maria Theresia.,S.Kep (Bandung – Thailand)
Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera.,S.Kep (Kalimantan Barat – Thailand)
Ns. Maya Agustina.,S.Kep (Bandung – Jepang)
Ns. Grace Hodesyla Hariandja.,S.Kep (Jakarta – Thailand)
Ns. Niscaya Zebua.,S.Kep (Nias – Thailand)




Dream come true!
Kami coaching setiap hari kamis atau jumat pagi sebelum perkuliahan di mulai. kami mulai belajar dance untuk perform diacara farewell dinner party. Beruntungnya kami memiliki seorang penari balet profesional (Giska). Kami memang bukan penari tapi kami berlatih memberikan yang terbaik untuk Indonesia!


Peacock dance

Mengikuti student exchange program, membuka wawasan, pikiran dan harapan baru bagi saya. Bertemu dengan orang-orang hebat, berkenalan dengan teman baru, belajar kebudayaan setempat, belajar tentang sistem pendidikan dan mengambil ilmu yang ada disana untuk diaplikasikan di Indonesia.

Saya akan memberikan gambaran mengenai Boromarajonani College of Nursing, Surat Thani, Thailand. Terdapat 3 atau 4 gedung, dengan gedung tertinggi 11 lantai. Mahasiswa perempuan wajib tinggal diasrama selama kuliah. Asramanya kurang lebih seperti di Indonesia. Untuk laki-laki karena minoritas diperbolehkan tidak tinggal di asrama alias ngekos.


Pictures: area olahraga bagi students Boromarajonani College of Nursing, Suratthani, Thailand. Seperti tempat fitnes J
Tambon Makham Tia, Amphoe Mueang Surat Thani, Chang Wat Surat Thani 84000, Thailand

Di Thailand, mereka sangat wellcome dengan kehadiran kami. Catatan pentingnya adalah bahasa inggris mereka sama dengan kita kok. Jadi jangan takut untuk berbicara bahasa inggris disini. Kalau tidak paham tinggal ketawa saja biar sama-sama paham.
Oh iya, disini ada jam tertentu akan ada lagu kebangsaan Thailand berkumandang. Setiap lagu itu diputar maka orang harus bersikap hormat. Awalnya kami bingung, tapi menurut saya itu bagus untuk diterapkan di Indonesia. Salah satu sikap positif yang bisa kita ambil.

Untuk makanan, wah disini juaranya. Yang suka pork kalian bisa makan sepuasnya. Pagi siang malam, makan pork. Waktu itu kami berkunjung ke night market nya Surat Thani. Yang saya cari pasti nya pork. Sate pork, sosis pork dan ada salah satu makanan khas Thailand saya lupa namanya. Itu enak tapi ketika masuk mulut seperti meletus di dalam mulut. Hahaha maaf ya saya agak sepok disini.

Kami mengunjungi  traditional hospital, kalau di Indonesia kita sebut jamu begitu. Namanya adalah Tha Chang Hospital. Disini mereka meracik obat-obat tradisional yang sudah diakui oleh pemerintah Thailand. Saya sempat membeli ramuan tradisional Thailand untuk rematik. Kebetulan orangtua saya rematik. Dan 1 ramuan katanya bisa menghentikan yang merokok. Harganya juga bersahabat.

Pictures: orangnya lupa foto, jadi Cuma punya yang ini aja. Gpp kan teman-teman.
Pho Prachak, Tha Chang District, Sing Buri 16140, Thailand

Kemudian kami juga mengunjungi general hospsital Surat Thani. Kondisinya hampir sama dengan general hospital yang ada di Indonesia. Tapi sempat kaget juga melihat kondisinya yang crowdid. Mungkin karena statusnya rumah sakit umum jadi menjadi pusat rujukan dari puskesmas yang ada disekitaran Surat Thani, Thailand.


Pictures: Surat Thani, Hospital

Kami berkunjung ke Health Promotion Center. Disini mereka melakukan kombinasi antara medis dan tradisional. Cukup menarik, karena kalau di Indonesia yang namanya health promotion center itu sudah pasti yang digunakan adalah medis bukan tradisional. Health promotion center disini sangat menekankan tentang upaya pencegahan dan pengobatan awal pada pasien.





Pictures: Health Promotion Center, Suratthani, Thailand

Setelah itu kami pergi ke Suan Sala Artit (bahasa Indonesia nya mungkin : perkebunan salak). Kalau saya pribadi menyebutnya bukan buah salak, karena di Kalimantan Barat kami menamakannya buah Ridan. Sejenis salak tapi bukan salak. Dari teksur buahnya yang berbeda. Sangat menikmati dan membuat perut kenyang. Asam lambung sempat meningkat.

Oh ya, sekedar informasi saja. Disini jalanan sangat luas dan sudah aspal walaupun itu di daerah perkebunan kelapa sawit. Sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia.

Lalu kami mengunjungi St. Raphael Cathedral, Surat Thani. Kebetulan waktu itu ada teman kami yang beragama muslim ingin melakukan sholat jumat di masjid. Jadi kami yang beragama non muslim pergi mengunjungi gereja yang ada di Suratthani.

Pictures: St. Raphael Cathedral, Surat Thani, Thailand
333 Talad Mai Rd. Tambon Talat, Amphoe Mueang Surat Thani, Chang Wat Surat Thani 84000, Thailand

Harapan saya adalah melalui student exchange program ini, kedua negara dapat menjalin hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan dan kesehatan, saling besinergi untuk membangun kualitas kesehatan yang lebih baik. Karena menurut saya banyak sekali kerjasama di bidang kesehatan yang bisa dilakukan. Bisa menjadi role model bagi kedua institusi dan mengembangkan di daerah nya masing-masing.

Demikianlah pengalaman saya selama mengikuti student exchange program to Thailand. sangat berterima kasih atas kesempatan ini, dan menjadi motivasi untuk meraih mimpi yang berikutnya.

It would never too late to start over something, if you feel like a failure yesterday; try to do something different today. Do not give up, do your best”.





Ns. R. Rexsi Chrisdinatha Putera.,S.Kep

https://stikesborromeus.ac.id/